LAPORAN
AKHIR PRAKTIKUM
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
PENJAMINAN MUTU TENAGA PENYULUH DI PERKEBUNAN INTI RAKYAT TEBU “AGRI MAKMUR
Oleh:
Kelompok
14
RETNA DEWI LESTARI H0808140
RIRIN HIDARWATI H0808143
SRI UTAMI H0808148
STEFFANUS PUTU H0808149
TRIASTTUTI. C H0808151
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
teknologi informatika disertai dengan teknologi komputer yang canggih dalam
waktu yang relatif singkat telah mencapai perkembangannya sampai di setiap
bidang kerja dan di setiap lapisan masyarakat. Pada dasarnya teknologi
informatika dikembangkan untuk mempermudah masyarakat pada umumnya untuk
mendapatkan informasi yang layak untuk dikonsumsi. Dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi diharapkan dapat membantu dalam pekerjaan dalam semua
bidang.
Seiring
dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis diera perdagangan bebas
maupun maupun globalisasi, sebuah perusahaan dituntut untuk mengaplikasikan suatu
sistem informasi manajemen yang cepat, akurat serta ekonomis untuk dapat
digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen
baik pada tingkat operasional maupun pimpinan guna dapat mencapai tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan. Pemahaman terhadap sistem informasi manajemen sangat penting
kaitannya dengan mendukung proses dan operasi bisnis di suatu perusahaan
terutama pada perusahaan yang bergerak pada profit
oriented.
Perkebunan inti rakyat merupakan salah satu badan
usaha yang bergerak pada bidang pertanian. Demikian juga di sebuah perkebunan,
dalam proses budidaya tanaman tebu untuk menghasilkan produksi maksimal, peranan
sistem informasi manajemen sangat berguna dalam mendukung pelaksanaan kinerja
pabrik gula. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan perkebunan dalam
mencapai produksi yang maksimal. Salah satu faktor tersebut adalah manajemen
sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang baik akan mampu
mewujudkan visi, melaksanakan dan menyelenggarakan misi dan mencapai tujuan
yang dicita-citakan. Suatu perkebuanan harus merumuskan standar tenaga kependidikan
atau standar sumber daya manusia (SDM), dimana standar tersebut harus
ditingkatkan secara terus menerus dari waktu ke waktu sehingga standar tersebut
berkembang secara berkelanjutan (continuous improvement). Semakin tinggi
standar SDM yang ditetapkan, semakin bermutu kondisi karyawannya, khususnya
pada tenaga penyuluh di PIR tebu untuk membina petani yang tergabung dalam
perkebunan inti rakyat dalam rangka menjamin ketersediaan tebu secara kontinyu.
Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu sumber daya manusia.
Untuk itu
perlu dikembangkan sistem informasi penjaminan mutu SDM di lingkungan PIR tebu.
Sistem Informasi Penjaminan Mutu SDM ini dapat berfungsi untuk memudahkan bagi PIR
tebudalam menjalankan penjaminan mutu, sehingga proses penjaminan mutu bisa
dijalankan melalui tahap-tahap yang terangkai dan didukung oleh pangkalan data
(basis data), sistem informasi manajemen dan sistem pendukung keputusan yang
terintegrasi.
Praktikum Sistem Informasi Manajemen ini sebagai langkah agar mahasiswa dapat mengaplikasikan
teknologi informasi yang ditujukan pada penerapan manajemen sumber daya manusia
dari suatu perusahaan perkebunan inti rakyat tebu “Agri Makmur”. Sehingga
mahasiswa mampu mengkaji kesesuaian antara teori yang diperoleh dengan
penerapan di lapang oleh perkebunan tersebut tersebut. Terutama pada pembuatan
desain penjaminan mutu penyuluhnya. Menginggat persaingan produksi tebu di
pasaran sangatlah ketat serta teknik budidaya yang cukup intensif untuk
mnghasilkan produksi maksimal, sehingga diperlukan manajemen sumber daya
manusia yang tepat dan berkualitas.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam
praktikum Sistem Informasi
Manajemen ini adalah :
1. Bagaimana penerapan aplikasi sistem
informasi manajemen dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia di PIR tebu”Agri
Makmur”?
2. Bagaimanan desain sistem penjaminan mutu
Sumber Daya Manusia di PIR tebu”Agri Makmur”?
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini antara
lain adalah:
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui aplikasi penggunaan Sistem
Informasi Manajemen (SIM) dalam
agribisnis.
b. Agar mahasiswa mampu menganalisis
penggunaan dan manfaat dari penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM).
c. Agar mahasiswa mampu
menganalisis/mengevaluasi secara mendalam terkait teori yang diperoleh dengan
aplikasi pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada agribisnis.
d. Agar mahasiswa mampu merancang atau
mendesain Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk dapat diaplikasikan pada
bisnis yang akan dirancang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan menerapkan Sistem Informasi
Manajemen dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia di PIR tebu”Agri Makmur”.
b. Agar mahasiswa mampu merancang sistem
penjaminan mutu Sumber Daya Manusia di PIR tebu”Agri Makmur”.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam
istilah umum adalah sebuah sistem manusia mesin yg terpadu untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi organisasi, manajemen, dan proses
pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi. Sistem ini menggunakan
hardware & software komputer, prosedur pedoman, model manajemen, dan
keputusan serta sebuah bank/basis data yg disebut database (Al Bahra, 2005).
SIM didefinisikan sebagai suatu sistem
berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang
mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah
satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang
sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi
tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari
simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya
pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995).
Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada
tiga kata pembentuknya, yaitu sistem, informasi, dan manajemen. Sistem
merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk
satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Di dalam perusahaan, yang dimaksud
elemen dari sistem adalah departemen-departemen internal, seperti persediaan
barang mentah, produksi, persediaan barang jadi, promosi, penjualan, keuangan,
personalia serta pihak eksternal seperti supplier dan konsumen yang saling
terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan usaha. Informasi adalah
hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi
bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang
dibutuhkan oleh orang untu menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.
Sistem Informasi Manajeman adalah sistem informasi yang digunakan untuk
menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Adapun beberapa fungsi dari Sistem
Informasi Manajemen adalah:
1.
Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara
tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya
prantara sistem informasi.
2.
Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam
memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3.
Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4.
Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan
pendukung sistem informasi.
5.
Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada system
informasi.
6.
Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi
ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7.
Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan
dan pemeliharaan sistem.
8.
Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah
transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai
salah satu produk atau pelayanan mereka.
9.
Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah
cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang
terjadi.
10. Perusahaan
menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat
paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
11. SIM
untuk Pendukung Pengambilan Keputusan
Tujuan utama dari Sistem Informasi
Manajemen adalah :
1.
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam
perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan
manajemen.
2.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam
perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
(Fathansyah, 2007).
B. Desain Sistem Informasi Manjemen
Tahap-tahap pengembangan SIM adalah survei
dan penentuan masalah, mendesain konsep, desain rincian dan implementasi.
Membuat konsep untuk desain SIM bertujuan untuk
mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang
terbaik (Al Bahra, 2005).
Petunjuk dalam menyusun desain SIM adalah
calon pemakai ikut dalam tim penyusun (dilibatkan), menimbang biaya sistem,
memilih info selektif daripada kuantitas, tes pendahuluan sebelum penerapan,
latih operator dan pemakai system (Kendall,
2007).
Pengembangan SIM harus berdasarkan pada
pengertian tentang organisasi, manajer, dan sistem-sistem lain serta harus
sesuai dengan ruang lingkup perilaku organisasi: teknologi, manusia, struktur,
sistem sosial. Pengembangan SIM harus mengikuti pusat-pusat pengambilan
keputusan. Pedoman penerapan perubahan perilaku di organisasi :
1. penguatan
positif : imbalan dan penghargaan
2. penguatan
negatif : hukuman untuk keadaan luar biasa
3. perkecil
jarak waktu respon kejadian dengan penguatan
4. penguatan
relatif sering
5. abaikan
perilaku yang tidak diinginkan sampai lenyap sendiri (Fathansyah, 2007).
Imbalan diberikan dimaksudkan agar
perbuatan yang sama kembali diulangi. Sedangkan hukuman dimaksudkan untuk
mencegah penyimpangan yang sama agar tidak diulangi kembali. Melihat hal
tersebut, terdapat tiga model perilaku dalam organisasi, yaitu :
1.
Suportif : dengan kepemimpinan, orientasi
dokumentasi/catatan dan pelaksanaan tugas, lebih partisipasif, sasarannya
kebutuhan tingkat tertinggi yaitu aktualisasi diri dan pengakuan, prestasi
kerja tangguh. Contohnya adalah Rensis Likert (path goal) dan keteladanan.
2.
Otokratis : dengan kekuasaan, orientasi
wewenang, kepatuhan, ketergantungan kepada atasan, nafkah terpenuhi, prestasi
minimum. Kelemahannya adalah kerugian sisi kemanusiaannya tinggi.
3.
Kastodial : dengan ekonomi, orientasi uang dan
kesejahteraan, ketergantungan kepada organisasi bukan kepada atasan, bawahan
dipelihara, kerjasama pasif. Keuntungan : kesejahteraan baik, meski andil kecil
(Jogiyanto, 2005).
C. Perkebunan Inti Rakyat
Kawasan perkebunan rakyat adalah suatu
kawasan yang secara khusus dimanfaatkan untuk kegiatan usaha tanaman tahunan
(kopi, tebu, cengkeh, teh, kelapa, tembakau, dll) dengan luasan tertentu
sebagai pengembangan agribisnis; atau Perkebunan Terpadu sebagai komponen
usahatani yang berbasis pada tanaman pangan, dan hortikultura; atau perkebunan
terpadu sebagai komponen ekosistem tertentu seperti kawasan perkebunan rakyat
lindung, perkebunan suaka alam, dll; yang berorientasi ekonomi dengan sistem
agribisnis berkelanjutan yang berakses ke industri hulu maupun industri hilir.
kawasan perkebunan rakyat dimaksudkan juga suatu kawasan yang dalam
pengembangannya banyak melibatkan partisipasi rakyat dan merangsang tumbuhnya
investasi dari masyarakat sekitarnya, demi pemberdayaan ekonomi atau
peningkatan kesejahteraan rakyat
(Soentoro dan Ali, 1999).
Sejalan
dengan pertumbuhan industri gula nasional, sektor PIR tebusebagai pendukung
utama industri gula juga tumbuh. PIR tebudi Indonesia terus berkembang, hal ini
ditunjukkan dengan luas area perkebunan yang terus bertambah dari tahun ke
tahun. Sampai dengan 2009 luas lahan PIR tebudi Indonesia 473 ribu ha atau naik
2,9% dibanding 460 ribu ha pada 2008. Peningkatan ini terjadi karena perluasan
areal di beberapa wilayah. Untuk tahun 2008 perluasan areal tidak hanya di luar
Jawa tetapi juga dilakukan di Jawa karena masih ada areal yang bisa
dikembangkan
(Prabowo, 1996).
Saat ini
masalah yang dihadapi oleh industri PIR tebuadalah masih kurangnya areal
perkebunan dalam rangka mendukung program swasembada gula nasional. Untuk
mencapai swasembada gula diperlukan dukungan lahan PIR tebuseluas 600 ribu
hektar. Sehingga untuk mencapai swasembada gula diperlukan lagi tambahan
perluasan lahan PIR tebuhingga sekitar 157 ribu hektar lagi. Saat ini telah
disiapkan lahan seluas 500 ribu hektar oleh Kementerian Kehutanan yang
lokasinya tersebar di beberapa daerah di Indonesia, yang karakteristiknya
sesuai untuk lahan tebu (Anonim, 2010).
Perluasan
lahan, diperkirakan meningkatkan kebutuhan pupuk untuk komoditas perkebunan
pada tahun 2010 yang diperkirakan 14,5 juta ton atau naik 4-5% dari tahun 2008
sebesar 13,8 juta ton. Sebanyak 1,8 juta ton di antaranya merupakan pupuk
bersubsidi dari pemerintah, sisanya diimpor pelaku industri perkebunan. Untuk
menekan penggunaan pupuk, terutama nitrogen, fosfor, dan kalium, Departemen
Pertanian mengembangkan teknologi hipernano. Produknya berupa konsulat
yang bisa mendominasi unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman tinggi, tetapi
kebutuhan pupuknya sedikit (Anonim, 2010).
Sejalan
dengan harga gula yang terus meningkat maka selain perkebunan swasta besar,
maka petani kecil mulai kembali menanam tebu. Semula kebun tebu milik rakyat
dibangun dalam skema inti plasma dengan perkebunan besar baik swasta maupun
milik negara sebagai inti, namun kemudian perkebunan rakyat (PR) semakin
berkembang diluar skema inti plasma (Anonim, 1997).
D.
Penyuluh
Pertanian
Penyuluhan pertanian adalah sistem
pendidikan luar sekolah (orang dewasa) guna menumbuhkembangkan kemampuan
(pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani nelayan sehingga secara mandiri
mereka dapat mengelola unit usaha taninya lebih baik dan menguntungkan sehingga
dapat memperbaiki pola hidup yang lebih layak dan sejahtera bagi keluarganya.
Kegiatan penyuluhan pertanian sebagai proses belajar bagi petani – nelayan
melalui pendekatan kelompok dan diarahkan untuk terwujudnya kemampuan kerja
sama (Van den Ban, 1999).
Peranan penyuluhan dalam pemberdayaan
masyarakat, yaitu: 1) menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk
merencanakan hingga menikmati hasil pembangunan, 2) memberikan kemampuan
masyarakat untuk menentukan program pembangunan, 3) memberi kemampuan
masyarakat dalam mengontrol masa depannya sendiri, dan 4) memberi kemampuan
dalam menguasai lingkungan sosialnya (Pambudy, 2001).
Fungsi penyuluhan pertanian antara lain:
a.
Menjembatani kesenjangan antara praktek yang biasa
dijalankan oleh para petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu
berkembang menjadi kebutuhan para petani tersebut.
b.
Sebagai penyampai dan penyesuaian program nasional dan
regional agar dapat diikuti dan dilaksanakan oleh petani, sehingga
program-program masyarakat petani yang disusun dengan itikad baik akan berhasil
dan mendapat partisipasi masyarakat.
c.
Memberikan pendidikan dan bimbingan yang berkelanjutan,
yang artinya penyuluhan tidak akan berhenti begitu saja ketika mengetahui bahwa
petani di tempat mereka berikan pendidikan, ternyata telah dapat melakukan
perubahan. Namun, penyuluh tetap membantu mereka ke arah yang lebih baik lagi.
d.
mengembangkan masyarakat, penyuluhan berperan sebagai
utusan atau wakil yang berkaitan dengan interaksi pekerja pengembangan
masyarakat melalui penggunaan media, hubungan masyarakat, jaringan antara
pekerja pengembangan masyarakat dan pekerja yang relevan, dan berbagi
pengalaman dan pengetahuan baik secara formal maupun informal antara pekerja
pengembangan masyarakat dan antara masyarakat (Anonim, 2001).
Konsep-konsep penting terkait dengan
penyuluhan
a.
adalah: proses pendidikan (dengan sistem pendidikan
b.
nonformal dan pendidikan orang dewasa), proses
c.
perubahan (menuju perilaku yang lebih baik, sesuai
d.
yang diinginkan), dan proses pemberdayaan (memiliki
e.
pengetahuan dan kemampuan baru) (Anonim, 2002).
Penyuluh adalah seseorang yang atas nama
pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi
inovasi. Karena itu, seorang penyuluh haruslah memiliki kualifikasi tertentu,
baik yang menyangkut kepribadian, pengetahuan, sikap, dan keterampilan menyuluh
yang professional (Rogers, 1983).
Seorang penyuluh harus mampu dalam
memberikan pendidikan kepada masyarakat tani. Penyuluh juga memberikan
informasi, dan memberikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain
itu, penyuluh harus mampu membantu masyarakat agar masyarakat mau
berpartisipasi dalam kegiatan bertani, orang yang mampu mendengar dan memahami
aspirasi masyarakat, mampu memberikan dukungan, mampu memberikan fasilitas
kepada masyarakat (Mardikanto, 1993).
Fungsi penyuluh pertanian, antara lain:
1.
Memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan
pelaku usaha;
2.
Mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku
usaha ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya agar mereka dapat
mengembangkan usahanya
3.
Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan
kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha;
4.
Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam
menumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasi
5.
Ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif,
menerapkan tata kelola berusaha yang baik, dan berkelanjutan; membantu
menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang
dihadapi pelaku tama dan pelaku usaha dalam mengelola usaha;
6.
Melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian
yang maju dan modern bagi pelaku utama secara berkelanjutan (Mardikanto, 1993).
III.
HASIL PRAKTIKUM
A. Kondisi Umum PIR tebu”Agri Makmur”
1. Profil PIR tebu”Agri Makmur”
Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Tebu ”Agri Makmur” berawal dari budidaya tebu skala kecil
yang dilaksanakan oleh Retna D. pada tahun 1972, dengan visi sederhana yaitu
“Memproduksi tebu yang optimal”. Dengan lokasi di Kediri, pengelolaan
perkebunan tersebut masih dilakukan secara sederhana dengan teknologi sederhana
dan dengan manajemen keluarga. PIR tebu“Agri Makmur” memulai usaha pembudidayaan tebu pada sebidang
tanah seluas 5 ha.
Tebu yang dihasilkan awalnya hanya
dipasarkan di wilayah Surabaya saja. Seiring dengan meningkatnya permintaan
pasar, pertumbuhan perkebunan kecil
tebu ini semakin menuju arah yang lebih baik. Adanya potensi usaha yang lebih
baik serta dalam rangka pengembangan usaha dari skala kecil menuju ke skala perkebunan besar, maka pada tahun 1985
dibangun sebuah bangunan serta melakukan perluasan budidaya tebu di atas tanah
seluas 100 Ha di Kediri, yang beralamat di Jalan Raya Muara Indah Km 6,3
Kabupaten Kediri, Jawa Timur dengan nama PIR tebu“Agri Makmur”. Kabupaten Kediri
banyak terdapat pabrik gula yang membutuhkan pasokan tebu sebagai bahan baku
utama pembuatan gula pasir serta lahan yang cocok untuk budidaya tebu di Jawa
Timur, sehingga dengan didirikannya PIR tebu”Agri Makmur”
di Kediri, dapat mempermudah dalam memenuhi pasokan tebu yang lebih baik,
kontinyu dan lebih segar ke perusahaan gula khususnya bagi PTPN X11 Kediri dan
wilayah sekitarnya. Hal tersebut sangat penting untuk menghasilkan tebu yang
berkualitas.
Dalam rangka memproduksi tebu yang
optimal dan berkualitas, teknik budidaya tebu dengan teknologi modern perlu
dilakukan. Seperti halnya pada PIR tebu”Agri Makmur”, penggunaan teknologi modern juga diterapkan dalam
teknik budidaya tebu ini. Penambahan jumlah tenaga kerja juga dilakukan seiring
dengan bertambahnya luas lahan. Sistem manajemen yang baik selalu diterapkan
pada perkebuanan tebu ”Agri Makmur”.
2. Visi dan Misi PIR tebu”Agri Makmur”
Dalam rangka menyambut dan menghadapi
persaingan global serta persaingan pasar yang semakin ketat suatu perkebunan penghasil
utama bahan baku tebu bagi industi pengolahan gula dituntut untuk
membudidayakan tanaman tebu dengan kualitas optimal serta produksi yang
kontinyu, maka PIR tebu“Agri Makmur” mempunyai visi dan misi sebagai berikut.
Visi PIR tebu“Agri Makmur” yaitu ”Menjadi yang terbaik di bidang perkebunan”.
Misi PIR tebu“Agri Makmur” yaitu :
a. Peningkatan daya saing yang berkelanjutan di segala bidang
(Kualitas, Efisiensi, dan Teknologi).
b. Konsistensi dalam menuju perubahan yang lebih baik.
c. Membangun branding yang
kuat serta teknik budidaya yang baik dalam skala Nasional maupun Internasional.
3. Struktur Organisasi PIR tebu”Agri Makmur”
Aset terbesar sebuah perusahaan adalah
sumber daya manusia. Tanpa alur koordinasi yang baik kumpulan sumberdaya
manusia tidak dapat berjalan selaras untuk mencapai tujuan perkebunan. Untuk
itu diperlukan struktur organisasi yang baik dengan alur yang jelas. Inti
pengorganisasian adalah pembagian tugas
atau fungsi serta tanggungjawab kerja agar tujuan dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Struktur organisasi merupakan hal penting untuk menetukan tugas
dan tanggungjawab antar unit organisasi dalam perusahaan, dan mendorong
unit-unit organisasi tersebut bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing. Struktur organisasi di PIR tebu“Agri Makmur” disusun berdasarkan
pertimbangan atas fungsi-fungsi yang dibutuhkan perkebunan seiring dengan
perkembangan perkembangan perkebunan. Berikut ini susunan organisasi PIR
tebu“Agri Makmur”:
Struktur Organisasi di Perkebunan Inti Rakyat Tebu “Agri Makmur”
Direktur Produksi
Joko Munandar, SP, MP
|
Tata Usaha dan Bendahara Kebun
Tyas, SP
|
Direktur Utama
Ir. Retna D., MP
|
Pengkajian dan Pengembangan SDM
Sri Utami, SP
Nawawi S.Si
|
Pengelolaan Barang
Sri wahyuni
|
Pelatihan dan Magang
Dwi Ningsih, SP
Zaenal Arifin, SP
|
RTK, Kearsipan, dan Kepegawaian
Ririn H.
|
Produksi Tebu
Slamet Sumarwoto
|
Penjaga
Tukimin
|
Kebersihan
Sawiyah
|
Pengelolaan Lahan dan alsintan
Sucipto
|
Pengelolaan Lahan
Selamet
|
Gudang
Tugiyono
|
Pengadaan Benih Tebu
Dwi, SP
|
Pemasaran Tebu
Putu
|
Pemasaran dalam kota
Sumaryadi
|
Pemasaran luar kota
Arifin, SP
|
Gambar 1. Struktur Organisasi di
PIR tebu“Agri Makmur”
Berikut
adalah beberapa uraian tugas atau job description dan fungsi utama dari
staf pada PIR “Agri Makmur” yang terdiri dari direktur utama, direktur
produksi, direktur tata usaha dan bendahara kebun, Direktur Pemasaran, Direktur
Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
a. Direktur
Utama memiliki fungsi umumnya mengarahkan, memberdayakan, seluruh Sumber Daya
perusahaan secara optimal untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Tugas –
tugas direktur utama yaitu :
1) Membangun
perusahaan kelas dunia yang berbasis agri bisnis.
2) Melaksanakan
prinsip tata kelola perusahaan yang di semua jajaran.
3) Meningkatkan
nilai perusahaan melalui pelaksanaan the business sucsess model.
4) Mewujudkan portofolio business perusahaan
yang memberikan keuntungan dan nilai tambah.
5) Menetapkan
sistem sarana dan prasarana informasi melalui teknologi informasi, serta
memberdayakan secara maksimal.
b. Direktur
produksi memiliki fungsi umumnya mengelola dan memberdayakan sumber daya
produksi, sarana dan prasarana sehingga tercapainya kinerja bidang produksi
secara optimal. Tugas – tugas direktur produksi yaitu :
1)
Menetapkan dan mewujudkan sasaran strategi di
bidang produksi
2)
Menetapkan upaya strategi di bidang produksi
3)
Menetapkan sistem kerja bidang produksi untuk
mewujudkan operational excellence
4)
Menterjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksana
operational bidang produksi.
5)
Mengendalikan biaya produksi pada tingkat yang
lebih efisien,
6)
Menetapkan sistem sarana dan prasara informasi
melalui teknik informasi (TI) yang terintegrasikan dan berbasis data base,
serta memberdayagunakan secara maksimal.
c. Direktur
keuangan memiliki fungsi utamanya mengelola, dan memberdayakan Sumber Daya keuangan
secara tepat guna, sehingga tercapai cash flow , dan biaya operasional
perusahaan yang efektif dan efesien. Tugas – tugas direktur keuangan yaitu :
1)
Menjaga keseimbangan antara pertambahan dan
profitabilitas perusahaan.
2)
Melaksanakan asset Assessment secara
berkesinambungan untuk memberdayakan asset potential.
3)
Memonitor dan mengevaluasi biaya produksi
melalui pemanfaatan activity based costing
4)
Memelihara cash reserve requirement minimum
2 bulan kebutuhan dana operasional.
d. Direktur
pemasaran memiliki fungsi umumnya mengelola dan memberdayakan sumber daya
pemasaran dan pengadaan secara optimal, sehingga tercapai kepuasan pelanggan
dan pemasok. Tugas – tugas Direktur pemasaran yaitu :
1) Menetapkan
dan mengevaluasi upaya strategi dan kebijakan pemasaran serta pengadaan barang
dan jasa.
2) Mencari
dan mebina hubungan dengan mitra bisnis serta mitra aliansi
3) Menetapkan
sistem pengendalian persediaan hasil produksi serta bahan baku dan pelengkap.
4) Menetapkan
pedoman harga produk
e. Direktur
sumber daya manusia dan umum memiliki fungsi umumnya mengelola dan
memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung lain, sehingga tercapai
kinerja sumber daya manusia dan umum yang optimal. Tugas – tugas direktur
sumber daya manusia dan umum yaitu :
1)
Menetapkan kebutuhan sumber daya manusia sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
2)
Menetapkan sistem kerja bidang sumber daya
umum untuk mewujudkan operational excellen.
3)
Melaksanakan mapping personil secara
produksi
4)
Menetapkan dan melaksanakan sistem pendidikan
dan pelatihan
5)
Menetapkan dan melaksanakan sistem penilaian
karya.
6)
Menetapkan sistem rekrutmen karyawan
7)
Menetapkan program peningkatan kesejahteraan
8)
Menetapkan sistem survey kepuasan karyawan
9)
Menjalin hubungan yang harmonis dengan stake
holders
10)
Menetapkan kebijakan dan mengevaluasi
pelaksanaan bina lingkungan
11)
Mengendalikan biaya pembinaan sumber daya
manusia dan umum secara efisien
4. Pemasaran
Tebu merupakan bahan baku utama dalam
pembuatan gula pasir. Tebu yang dihasilkan oleh petani yang tergabung dalam
perkebunan inti rakyat tebu “Agri Makmur” utamanya diolah menjadi gula pasir
oleh PTPN X11 Kediri dan sisanya dipasarkan ke wilayah luar Kabupaten Kediri diantaranya
Pabrik Gula Soedono Ngawi, Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, dan Pabrik Gula
Madukismo Madiun. Tebu yang dihasilkan oleh perkebunan inti rakyat tebu “Agri Makmur” diharapkan
mampu memberikan keuntungan maksimal bagi pihak perkebunan dengan memasarkan
kelebihan produksi tebu bagi pabrik gula lainnya. Tebu yang dipasarkan harus
berkualitas baik. Varietas tebu unggulan yang dihasilkan meliputi Riset Gunung
Madu (RGM) 97–8752, BL, dll.
Untuk
varietas RGM 97-8752 mampu menghasilkan batang tebu pada kisaran 75.000 -
80.000 batang/ha dengan rata-rata tinggi batang mencapai 300 cm dengan bobot
sekitar 1,3 – 1,5 kg/batang. Dengan demikian, dapat diketahui rata-rata
produktivitas tebu keseluruhan sebesar 7.500.000 batang/ha.
B. Rancangan Sistem Informasi Penjaminan Mutu
Tenaga Penyuluh Perkebunan Inti Rakyat “Agri Makmur”
REKRUITMEN
PENYULUH
|
PENYULUH BARU
|
KEGIATAN PENYULUHAN
|
MONITORING DAN EVALUASI
|
SKOR
|
REWARD
|
PUNISHMENT
|
PENGEMBANGAN
|
PEMBINAAN
|
PENINGKATAN MUTU
PENYULUH
|
HRD
Rekruitmen
e
|
Petani
|
HRD Pengembangan
& Pembinaan SDM
|
HRD Pengembangan
& Pembinaan SDM
|
HRD
|
Gambar 2. Sistem Informasi Penjaminan Mutu Tenaga
Penyuluh Perkebunan Inti Rakyat “Agri Makmur”
2.
Alur Pelaksanaan Penjaminan Mutu Penyuluh
1.
Rekruitmen Tenaga Penyuluh
Pendaftaran/
Registration
|
Hasil
Seleksi
|
Seleksi
Wawancara
|
Data
Peserta
Tes
|
Seleksi
Administrasi
|
Mengajukan
Lamaran
|
Tes Tulis
|
Gambar 3. Alur Proses Rekruitment Tenaga
Penyuluh di PIR “Agri Makmur”
2.
Evaluasi dan Monitoring
Kegiatan
Penyuluhan
|
Monitoring
dan
Evaluasi
|
Petani
|
Skor
|
HRD
|
Gambar 4. Alur Proses Monev Tenaga
Penyuluh di PIR “Agri Makmur”
3.
Reward dan Punishment
Punishment
|
Skor
|
Kriteria Sangat
Baik
|
Reward
|
Buruk
|
Gambar 5. Alur Proses Reward dan Punishment Tenaga Penyuluh di PIR “Agri Makmur”
4.
Pembinaan dan Pengembangan
Pembinaan
|
Pengembangan
|
Peningkatan
Mutu
|
Reward
|
Punishment
|
Gambar 6. Alur Proses Pembinaan dan
pengembangan Tenaga Penyuluh di PIR “Agri Makmur”
3.
Atribut-Atribut dari Entitas
Secara
umum dalam penjaminan mutu tenaga
penyuluh di PIR tebu“Agri Makmur” diperlukan data-data penting untuk melakukan setiap tahap kegiatan. Data-data tersebut
digunakan sebagai dasar dalam pembuatan keputusan oleh pihak manajemen
operasional maupun manajemen strategic. Data diperoleh dari awal yautu sejak
pelamar kerja melakukan pendaftaran kerja sampai pelamar kerja tersebut
diterima sebagai tenaga penyuluh di PIR tebu“Agri Makmur”. Data yang telah
terkumpul selanjutnya disimpan di basis data perkebunan. Data-data atau atribut
yang diperlukan dalam setiap tahapan
proses penjaminan mutu tenaga penyuluh di PIR tebu‘Agri Makmur” adalah sebagai
berikut:
1.
Pelamar
Pekerjaan
Data atau atribut yang diperlukan dalam
proses recruitment tenaga penyuluh di PIR tebu‘Agri Makmur” untuk mengetahui
identitas pelamar kerja meliputi:
a.
Nama pelamar kerja yaitu nama pelamar kerja yang telah mendaftar untuk
mengeikuti proses seleksi tahap selanjutnya.
b.
No pendaftaran, bagi pelamar kerja akan mendapat no
pendaftaran sesuai dengan urutannya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
jalannya proses recruitment.
c.
Umur yaitu umur masing-masing pelamar kerja.
d.
Pendidikan terakhir yaitu pendidikan terakhir yang ditempuh oleh
pelamar kerja baik itu lulusan Perguruan Tinggi ataupun SMA.
2.
Hasil
Seleksi
Dalam penentuan hasil seleksi tenaga penyuluh
di PIR tebu‘Agri Makmur” untuk segera diumumkan hasil seleksi berdasarkan
penilaian oleh HRD Penilaian, maka data-data yang diperlukan untuk pengumuman
hasil seleksi tenaga penyuluh meliputi:
a.
Nama pelamar kerja yaitu daftar nama pelamar kerja yang telah
lolos hasil seleksi penerimaan karyawan.
b.
No pendaftaran yaitu no pendaftaran yang diterima oleh pelamar
kerja saat mendaftar.
c.
Hasil penilaian yaitu nilai akhir yang diperoleh oleh
masing-masing pelamar kerja berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan oleh HRD
Recruitment.
3.
Kebutuhan
dan Kualifikasi Sumber Daya Manusia (Penyuluh)
Dalam menentukan kebutuhan dan kualifikasi
Sumber Daya manusia (penyuluh) di PIR tebu‘Agri Makmur” didasarkan pada standar
yang telah ditetapkan oleh pihak perkebunan. Penyusunan kebutuhan dan
kualifikasi tenaga penyuluh diperlukan data-data yang meliputi:
a.
Jumlah penyuluh yaitu jumlah tenaga penyuluh yang diperlukan
oleh PIR tebu‘Agri Makmur” sesuai dengan kebutuhan.
b.
Kualifikasi akademik yaitu standart kualifikasi akademik yang
telah ditetapkan oleh pihak perkebunan antara lain Indek Prestasi Kumulatif
(IPK), prestasi sebelumnya, spesifikasi lulusan, dan kemampuan dalam
penyuluhan.
c.
Kualifkasi softskill yaitu standart kualifikasi kemampuan
softskill yang ditetapkan oleh pihak perkebunan antara lain tanggung jawab,
kejujuran, kerja sama, dll. Kemampuan softskill ini diperoleh dengan cara
melakukan tes.
4.
Kegiatan
Penyuluhan
Dalam penjaminan mutu tenaga penyuluh,
setelah dilakukan proses recruitment sampai dengan penerimaan tenaga penyuluh
tahapan selanjutnya adalah penyuluh tersebut melakukan kegiatan penyuluhan
kepada petani tebu dalam perkebunan inti rakyat tebu “Agri Makmur”. Sebelum
melakukan proses penilaian kinerja terlebih dahulu dilakukan pengumpulan
data-data yang berhubungan dengan kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan
selama bertugas menjadi penyuluh di perkebunan, data tersebut antara lain:
a.
Nama penyuluh adalah nama masing-masing penyuluh yang
telah melakukan kegiatan penyuluhan kepada petani tebu dalam rangka
mengoptimalkan produksi tebu yang berkualitas.
b.
ID penyuluh adalah nomor pegawai setelah diangkat menjadi penyuluh di PIR tebu‘Agri
Makmur”.
c.
Programma penyuluhan adalah program tertulis yang telah disusun
oleh penyuluh dalam melaksanakan tugasnya. Penyuluh dikatakan berhasil apabila
tujuan penyuluhan tercapai yaitu terjadi perubahan sikap, perilaku, dan
ketrampilan petani untuk menghasilkan tebu berkualitas.
5.
Monitoring
dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi kegiatan penyuluhan
sangat diperlukan untuk mengetahui kinerja penyuluh. Dalam tahap ini data-data
atau atribut yang diperlukan dalam penjaminan mutu penyuluh meliputi:
a.
Nama penyuluh adalah nama penyuluh yang telah melakukan
kegiatan penyuluhan ke petani tebu.
b.
ID penyuluh adalah nomor pegawai setelah diangkat menjadi penyuluh di PIR tebu‘Agri
Makmur”.
c.
Absensi adalah kehadiran penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan baik
dalam kehadiran di kantor atau kegiatan pertemuan rutin dengan petani.
d.
Kesiapan dan penyampaian materi adalah data hasil penilaian petani terhadap
kesiapan dan penyampaian materi oleh penyuluh.
e.
Perubahan perilaku, sikap, dan ketrampilan adalah besarnya perubahan sikap. Perilaku,
dan ketrampilan pada petani dalm membudidayakan tebu.
f.
Tingkat pemahaman materi adalah pemahaman petani terhadap hal-hal
(adopsi teknologi) yang berhubungan dengan pembudidayaan tebu yang disampaikan
oleh penyuluh.
IV.
PEMBAHASAN
A. Mekanisme Pencapaian Mutu Tenaga Penyuluh Perkebunan
Mekanisme pencapaian mutu tenaga penyuluh dilakukan
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1.
Menetapkan kecukupan sumber daya tenaga penyuluh
pertanian. Kecukupan ini dihitung dari rasio antara penyuluh dengan petani yang
bekerjasama dengan perusahaan. Dengan menetapkan rasio ini maka dapat diketahu
jumlah penyuluh yang diperlukan.
2.
Penetapan kualifikasi tenaga penyuluh
3.
Menentukan sistem rekrutmen
4.
Merencanalan pengembangan lingkungan kerja yang sehat
dan kompetitif
5.
Menetapkan program pembinaan dan pengembangan SDM
6.
Monitoring dan evaluasi mutu/kinerja SDM
7.
Menetapkan sistem penghargaan, dan sanksi
8.
Perbaikan dan penyempurnaan mutu SDM
B.
Sistem
Informasi Penjaminan Mutu Tenaga Penyuluh
Sistem informasi penjaminan mutu tenaga penyuluh di
PIR “Agri Makmur” berdasarkan gambar 1., dimulai dari proses rekruitmen yang
dilakukan oleh divisi HRD bagian recruitment. HRD bagian recruitment PIR “Agri
Makmur” membuka lowongan pekerjaan untuk tenaga penyuluh perkebunan. Proses
selanjutnya adalah pendaftaran administrasi bagi pelamar pekerjaan. Pelamar
akan melalui tiga tahapan seleksi yaitu seleksi administrasi, tes tulis dan
seleksi wawancara. Proses seleksi tenaga penyuluh ini dilakukan oleh divisi HRD
penilaian. Setelah dilaksanakan 3 tahap seleksi maka akan diperoleh hasil
seleksi penyuluh yang diterima sebagai pegawai di PIR “Agri Makmur”.
Proses selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan
penyuluhan oleh tenaga penyuluh baru, kegiatan penyuluhan ini yang nantinya
akan dimonitoring untuk peningkatan penjaminan mutu penyuluh. Setelah
melaksanakan kegiatan penyuluhan, kinerja penyuluh akan dinilai oleh petani
melalui pengisian kuisoner yang dibuat oleh divisi HRD. Setelah dilakukan
monitoring dan evaluasi melalui kuisoner yang diisi petani, maka diperoleh skor
kinerja penyuluh selama kegiatan penyuluhan. Penyuluh yang mendapatkan skor
yang tinggi (15-20) akan mendapatkan reward,
dan penyuluh yang mendapatkan skor rendah (kurang dari 15) atas kinerjanya akan
mendapatkan punishment. Penyuluh yang
mendapatkan reward akan
ditindaklanjuti melalui kegiatan pengembangan dan peningkatan kinerja,
sedangkan penyuluh yang mendapatkan punishment
akan ditindaklanjuti melalui kegiatan pembinaan. Kegiatan pengembangan dan
pembinaan untuk penyuluh ini dilakukan oleh divisi HRD pengembangan SDM (Sumber
Daya Manusia). Kegiatan pengembangan dan pembinaan tenaga penyuluh ini
merupakan proses kegiatan penjaminan mutu penyuluh di PIR “Agri Makmur”.
C.
Model Proses
Penyelenggaraan Mutu Tenaga Penyuluh Perkebunan
Model proses penyelenggaraan mutu tenaga penyuluh PIR
“Agri Makmur” terdiri dari 4 tahapan
yaitu sebagai berikut :
1.
Model proses sistem rekruitmen tenaga penyuluh
Alur kegiatan proses rekruitment tenaga penyuluh dapat
dilihat pada gambar 2, dimulai dari proses pendaftaran pelamar yang akan
mengikuti seleksi administrasi. Seleksi penerimaan tenaga penyuluh ada dua
tahap, tahap pertama yaitu seleksi adminitrasi, kemudian tahap kedua adalah
seleksi wawancara. Pelamar yang sudah lolos seleksi administrasi dapat
mengikuti tes tulis. Setelah dilakukan tes tulis kemudian diperoleh hasil tes
tulis, yang berarti bahwa pelamar yang lulus tes tulis dapat mengikuti seleksi
wawancara. Pelamar yang telah lulus ketiga proses seleksi yaitu administrasi, tulis,
dan wawancara akan diterima sebagai tenaga penyuluh.
Pelamar yang mendaftar sebagai tenaga penyuluh harus memenuhi
standart kualifikasi tenaga penyuluh yang ditetapkan oleh PIR “Agri Makmur”.
Kualifikasi tenaga penyuluh perkebunan adalah sebagai berikut:
a.
Kemampuan akademik
b.
Softskill
Kemampuan akademik meliputi kemampuan menyusun programa
penyuluhan pertanian, menyusun materi penyuluhan pertanian, membuat dan
menggunakan media penyuluhan pertanian, menerapkan metode penyuluhan pertanian,
menumbuhkembangkan kelembagaan, mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
dan mengevaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan. Softskill yang perlu dimiliki
oleh penyuluh meliputi kemampuan kerja sama, tanggung jawab, kejujuran, dll.
2.
Model Proses Monitoring dan Evaluasi Tenaga Penyuluh
Monitoring dan evaluasi kinerja penyuluh adalah proses
mengidentifikasi, mengukur, melaporkan, menganalisis dan memberikan feedback atas kinerja penyuluh pertanian
selama periode tertentu. Hasil monitoring dan evaluasi kinerja penyuluh dapat
dijadikan pedoman pelaksanaan kebijakan pemberian reward dan punishment. Setelah adanya proses recruitment tenaga
penyuluh pertanian maka diperoleh tenaga-tenaga penyuluh yang sesuai dengan
kualifikasi PIR “Agri Makmur”, untuk selanjutnya melakukan kegiatan penyuluhan
sebagai bentuk tanggung jawab sebagai penyuluh.
Berdasarkan gambar 3. Dapat dilihat bahwa proses evaluasi dan
monitoring penjaminan mutu tenaga penyuluh berpedoman pada kegiatan penyuluh
yang dilakukan oleh penyuluh. Proses monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh
divisi HRD dan petani sebagai objek penyuluhan. Proses monitoring dan evaluasi
dilakukan melalui pengisian quisoner oleh petani. Kemudian dari hasil quisoner
tersebut diperoleh skor kinerja penyuluh dalam kegiatan penyuluhan. Berikut ini
adalah pertanyaan yang dilampirkan dalam quisoner :
a.
Penyampaian materi oleh penyuluh
1)
Tidak Jelas
2)
Kurang Jelas
3)
Cukup Jelas
4)
Sangat Jelas
b.
Teknologi yang disarankan penyuluh
1)
Tidak Tepat
2)
Kurang Tepat
3)
Cukup Tepat
4)
Sangat Tepat
c.
Kehadiran penyuluh dalam kegiatan rutin penyuluhan
1)
Tidak Pernah
2)
Jarang
3)
Sering
4)
Selalu
d.
Keterlibatan penyuluh dalam membantu menyelesaikan
masalah budidaya tebu
1)
Tidak Pernah
2)
Jarang
3)
Sering
4)
Selalu
e.
Motivasi yang
diberikan oleh penyuluh kepada petani tebu
1)
Rendah
2)
Sedang
3)
Tinggi
4)
Sangat Tinggi
Setelah pengisian quisoner kemudian dinilai sesuai dengan
standar tertentu seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Penilaian Quisoner Penjaminan Mutu Tenaga Penyuluh
No.
|
Keterangan
|
Skor
|
1.
|
- Tidak
Jelas
- Kurang
Jelas
- Cukup
Jelas
- Sangat
Jelas
|
1
2
3
4
|
2
|
- Tidak
Tepat
- Kurang
Tepat
- Cukup
Tepat
- Sangat
Tepat
|
1
2
3
4
|
3.
|
- Tidak
Pernah
- Jarang
- Sering
- Selalu
|
1
2
3
4
|
4.
|
- Tidak
Pernah
- Jarang
- Sering
- Selalu
|
1
2
3
4
|
5.
|
- Rendah
- Sedang
- Tinggi
- Sangat
Tinggi
|
1
2
3
4
|
Kriteria Skor :
15-20 = Kinerja dan Mutu Penyuluh
Baik
< 15 = Kinerja dan Mutu Penyuluh Buruk
Kriteria penilaian kinerja penyuluhan ada 2 kategori yaitu
kategori kinerja baik jika total nilai quisoner sejumlah 15- 20 dan kategori
kinerja penyuluh buruk jika total nilai quisoner kurang dari 15. Kriteria ini
digunakan untuk proses penjaminan mutu tenaga penyuluh selanjutnya.
3.
Model Proses
Pemberian Reward dan Punishment
PIR “Agri Makmur” memiliki sistem pemberian penghargaan dan
sanksi bagi tenaga penyuluh yang baik dan buruk kinerjanya. Dapat dilihat pada
gambar 3. Bahwa proses pemberian reward dan punishment berpedoman pada hasil
penilaian dari kegiatan monitoring dan evaluasi. Penyuluh yang kinerjanya baik
akan memperoleh reward berupa penghargaan dan pengembangan kemampuan,
perhargaan dapat berupa komisi atau tambahan gaji. Sedangkan penyuluh yang
kinerjanya buruk makan akan memperoleh sanksi dan pembinaan, pembinaan tersebut
berupa training untuk meningkatkan kinerja penyuluh perkebunan.
4.
Model Proses Pembinaan dan Pengembangan.
Perusahaan Inti Rakayat “Agri Makmur” memiliki komitmen yang
tinggi terhadap proses pembinaan dan pengembangan SDM khususnya tenaga
penyuluh. Penyuluh didorong untuk melanjutkan pendidikan, melakukan penelitian,
untuk terus mengembangkan keahlian dan profesionalisme dibidangnya
masing-masing melalui kegitan-kegiatan yang berupa pendidikan formal,
pelatihan-pelatihan dll. Pembinaan dan pengembangan tenaga penyuluh diharapkan
mampu meningkatkan mutu dan kinerja penyuluh sehingga dapat membimbing petani
tebu untuk dapat meningkatkan produksi tebu.
V. KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Mekanisme pencapaian mutu tenaga penyuluh dilakukan
melalui beberapa tahapan, yaitu menetapkan kecukupan sumber daya tenaga
penyuluh, penetapan kualifikasi tenaga penyuluh, menentukan sistem rekrutmen, merencanalan
pengembangan lingkungan kerja yang sehat dan kompetitif, menetapkan program
pembinaan dan pengembangan SDM, monitoring dan evaluasi mutu/kinerja SDM, menetapkan
sistem penghargaan dan sanksi serta perbaikan dan penyempurnaan mutu SDM.
2. Sistem
informasi penjaminan mutu tenaga penyuluh di PIR “Agri Makmur” dimulai dari rekruitmen,
pendaftaran administrasi, seleksi administrasi, tes tulis dan seleksi
wawancara, diperoleh hasil seleksi, kegiatan penyuluhan oleh tenaga penyuluh
baru, monitoring (pengisian kuisoneroleh petani), penyuluh yang mendapatkan
skor yang tinggi akan mendapatkan reward,
dan penyuluh yang skor yang rendah atas kinerjanya akan mendapatkan punishment.
3. Model penjaminan mutu tenaga penyuluh di PIR
tebu “Agri Makmur” meliputi empat tahapan, yaitu rekruitment tenga penyuluh, monitoring
dan evaluasi kegiatan penyuluhan, pemberian reward dan punishment serta pembinaan
dan pengembangan tenaga penyuluh.
4. Kelemahan dari rancangan sistem penjaminan
mutu tenaga penyuluh di Perkebunan Inti Rakyat tebu “Agri Makmur” ini adalah
penilaian hanya didasarkan pada kinerjanya saja seharusnya juga diseimbangkan
dengan keberhasilan proses penyuluhan terhadap petani tebu.
B.
Saran
1. Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya tidak
hanya merancang desain sistem informasi manajemen tetapi juga menganalisis
sistem informasi informasi di perusahaan agribisnis misalnya sistem informasi
produksi, keuangan, manajemen, dll.
2. Sebaiknya objek praktikum ditentukan sehingga
tidak ada keterbatasan referensi mengenai design sistem informasi manajemen.
3. Sebaiknya penilaian terhadap tenaga penyuluh
tidak hanya didasarkan pada kinerjanya saja, tetapi juga diseimbangkan dengan
keberhasilan proses penyuluhan terhadap petani tebu.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. (2001). Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Yayasan
Pengembangan Sinar Tani.
Anonim. (2002). Participatory Rural Appraisal (PRA).
Jakarta: Proyek Pengembangan Penyuluhan Pertanian Pusat. Departemen
Pertanian.
Anonim,
2010. Pengembangan PIR tebu menuju Swasembada Gula.
Al Bahra bin
Ladjamudin. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu.
Yogyakarta. 2005.
Fathansyah, Ir. Basis
Data. Informatika. Bandung. 2007
Jogiyanto HM,
Prof.,Dr., MBA, Akt. Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan
terstruktur teori dan praktik aplikasi bisnis. Andi Offset. Yogyakarta.
2005
Kendall E, Kendall J. Analisis dan Perancangan
Sistem. PT Indeks. Klaten. 2007
Mardikanto. T. (1993).
Penyuluhan Pembangunan Pertanian.
Surakarta: UNS Press.
Mcleod, Raymond and
Gorge P. Schell.1995. ”Managemen In formation System.” 9th
ed.Pearson: Prentice Hall.
Pambudy, R. dan Adhi,
A.K. (2001). Pemberdayaan Sumber daya
Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani. Jakarta: Badan Pengembangan
SDM Pertanian. Departemen Pertanian.
Perusahaan Masa Giling
1980-1997. PSE dan P3GI. 1996. Dinamika
Ekonomi Tebu Rakyat dan Industri Gula Indonesia. Studi Panel Petani Tebu.
PSE dan P3GI Buku II. Bogor.
Prabowo, D. 1996. Monitoring
dan Analisa Prospek Industri Gula di Jawa. Center for Policy.
Pusat Penelitian
Perusahaan Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). 1997. Ikhtisar Angka
Soentoro, N. Indarto
dan A.M.S. Ali. 1999. Usaha Tani dan Tebu
Rakyat Intensifikasi di Jawa. Dalam Ekonomi Gula di Indonesia Disunting oleh
Sawit, M.H., P. Suharno dan A. Rachman. Penerbit Institut Pertanian Bogor.
Van den Ban & H.S.
Hawkins. (1999). Penyuluhan Pertanian.
(terjemahan Herdiasti). Jakarta: Kanisius.
0 komentar:
Posting Komentar